Skip to main content

Random

Hai, sekarang jam 1:22 malem, gua kebangun sama mimpi yang aneh dan random abis, cukup haunting dan gak bagus buat diceritain. Oke, jadi gua masuk IPA. Ya Allah, gua masuk IPA. Hah? What the F? Bener-bener nggak disangka. Jadi gimana rasanya? Melelahkan. Gua yang gak pernah peduli sama sebuah benda bernama pekerjaan rumah mulai sibuk neleponin Amel minta bantuin ngerjain. Kayak ngarepin E.T. turun ke bumi kan? Ya, tapi ini terjadi. Gua ngerjain PR. Astaga, gua juga gak nyangka waktu nulis ini; gua-ngerjain-PR! People says it impossible, but nothing is, baby.

Gua tetep juga sih nonton film kayak gak ada hari esok. Beberapa film terakhir yang gua tonton adalah Zodiac, Mulholland Dr., The Omen, Dawn of the Dead, remake The Texas Chainsaw Massacre, sama banyak lagi. Yang paling gua suka dari jejeran film di sana itu Zodiac. Filmnya David Fincher tentang kasus nyata dari pembunuh yang menamai dirinya sendiri Zodiac dan sekumpulan orang yang mencoba mengungkap kebenarannya. Lalu ada Mulholland Dr., filmnya David Lynch yang dibintangi Naomi Watts. Ini film surreal banget. Kayak kumpulan adegan yang dijadiin satu secara acak, tapi visualnya keliatan indah dan haunting. Terus terang, gua gak ngerti sedikitpun dari film ini. Di akhir hari gua nonton Transformers kalo udah capek banget. Haha, filmnya emang kacangan sih, tapi seru banget. Gak akan bisa berenti muji efek spesialnya sama bodi Megan Fox waktu lagi ngecek mesin mobil barunya si Shia. Oh my God!


Gua dapet kelas baru ngomong-ngomong, generasi pertama dan belum ada sebelumnya, XI.IPA-3 dari SMAN 97 Jakarta. 97 itu termasuk Jakarta bukan sih? Tau deh, tadinya duduk samping Fajar Haflan, tapi tau-tau itu anak malah dipindah ke IPA-2, setelah itu buat temen sebangku gua dapet Joshua, bukan temennya Mega Utami atau penyanyi "Diobok-Obok" yang jelas. Dan IPA-3 udah kayak, IPA yang rame. Banyak class-clowns kayak si Ipin, Jodie, Yoel, dan gua sangat pendiam. Serius. Banyak nyamuk di rumah gua sekarang, elah ganggu aja. Abaikan. Oke, lanjutin. Untung kita dapet Damme Dian Sandra, beliau ngajar Bahasa Indonesia lagi di kelas. Kita juga dapet Bundo, yang sangat mengejutkan, lembut banget kalo ngajar, tempernya kalo di depan koridor neriakin anak-anak yang keluar kebelet pipis jadi pupus entah ke mana.

Ngomong-ngomong gua misah dari Adit, Jihan, Ariiq, Meilinda, Arini, banyak lagi... hiks, #laridibawahhujan, elah lebai. Kangen tuh sama mereka. Eh, si Aditya Namora Nasution ultah tuh ke-16, selamat, selamat. Sayang gak ada ritual ceplokan, soalnya gua bakal lebih dari seneng buat berkontribusi nyeplok kepala itu anak, gosok-gosokin mukanya ke tembok, terus nyeburin dia ke selokan. Di kelas gua masih awet sama Acit, cinta kita abadi, ehehehe. Dan untungnya lagi gua dapet Meiga di kelas, yang sempet beti sama gua gara-gara sebuah penemuan terbesar dalam satu abad oleh kelas IPS-3 di lab komputer, si Fathur Rizky yang nyeritain gua sampe ngakak. Sori deh, Mek, gak akan terulang lagi.

Oh iya, gua kesampean nonton teater. Proses deportasi dari sekolah ke tempat tujuan yang bikin bete bener-bener sebanding. Gua nikmatin banget pertunjukan di depan, kak Ratu sama kak Nanda yang paling keren. Yang nyuri perhatian si Ivan, Cimeng, Dito sama Gedonnya Afief. Sumpah itu anak kocak-kocak banget. Dika masih kaku, tapi dasar tuh anak, nyium si Hanot wakakakak. Komplain gua cuma itu gedung dingin banget, emang dasar gua kampung kali, tapi tangan gua sampe mati rasa. Pulangnya ngebolang di jalanan Blok M, Eva nunjukkin rumah hantu, tertarik banget buat masuk tapi udah capek sama malem banget, belom lagi si Jihan Syafira kayaknya sakit.

Oke, mending gua lanjut ngerjain PR Sejarah deh, siapa tau lembutnya Bundo di kelas cuma rekayasa belaka.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Penerbit yang Menerima Naskah Melalui E-Mail

Bagi para penulis muda, salah satu proses krusial supaya tulisan kita bisa diterbitin dan kita berkemungkinan jadi kaya raya bergelimpangan harta adalah mengirimkan naskah ke penerbit. Sayangnya, cuma sedikit penerbit yang mau nerima naskah lewat surel. Hal ini karena para editor lebih mudah nyortir dan baca naskah kita dalam bentuk padat. Bagi kalian yang ngerasa repot harus beli tinta, nge- print-out  naskah ratusan halaman, ngejilid, masukin ke amplop, terus kirim lewat kantor pos, belum lagi ngorbanin pohon-pohon buat dijadiin kertas (ea) ini beberapa penerbit yang bersedia nerima naskah lewat e-mail; Bentang Pustaka Bentang lumayan terkenal nih, penerbit ini kalo nggak salah nerbitin bukunya Dan Brown kayak Da Vinci Code sama Angels and Demons. Kalo salah, mohon maaf, ye. Mereka juga nerima naskah lewat surel. Ada dua kategori, Bentang Pustaka buat naskah umum/dewasa, dan Bentang Belia buat naskah anak/remaja. Ketentuan-ketentuannya bisa dibaca di sini; http://pustakabentang.b...

Review: Goeboek Bamboe

Goeboek Bambu is a nice place, one that I would visit again, and one that I would recommend to my friends. I had luch there with my family last Saturday and I can say that I had a pretty good time. It is located in Jl. Mampang Sawangan No. 12A, and its phone number is (021)77219230. First of all, the price is quite reasonable. There is no such thing as Rp.12.000,- mineral water or Rp.6000,- rice. Furthermore, my parents classified it as "average", and as a college student who is still pretty much living off of his parents, I would say so, too. Second, the food here is quite tasty. Speaking of which, here are some that we ordered: Ayam Mentega Cah Kangkung Ayam Bakar Udang Tepung Nasi Goreng Seafood By the way, eventhough each member of my family picked just one food and one drink, I still got to taste all of them since I told them it was for homework. I chose ayam mentega and avocado juice myself. They are pretty good. The chicken is nice and the avocado has the perfect densi...

Coming Soon: The Final Destination (3D)

Masih ingat film Final Destination yang dibintangi Devon Sawa pada tahun 1999 ? Film itu menjadi big-hit dan laris dipasaran hingga dibuat sekuelnya sampai ke-4 . Final Destination pertama mengisahkan tentang seorang remaja (Alex Browning) yang meramalkan pesawat yang dia dan kelasnya tumpangi akan meledak. Spontan dia menyuruh teman-temannya turun, dan akhirnya terbukti pula bahwa pesawat itu memang meledak . Tapi tidak sampai disitu saja. Kematian kembali mengejar mereka dengan cara yang brutal dan sadis . Final Destination sendiri sudah dibuat sadurannya atau remake nya di Indonesia pada tahun 2008 berjudul Miracle . Mengikuti alur dan cerita yang sama Miracle justru jauh lebih buruk ketimbang Final Destination . Mungkin karena low-budget sehingga kualitas gambarnya pun seperti sinetron dan terkesan murah . Gerakan kameranya pun tidak konstan dan akting-akting aktor utama kita kadang flat kadang berlebihan. Mungkin sang produser asal comot di pinggir jalan terus disuruh aktin...