Skip to main content

Kenapa Glee Season 2 Nggak Sebagus Season 1

Glee adalah acara TV yang paling gua suka sepanjang hidup gua. Karena Glee seru, mengangkat masalah remaja pada umumnya, dan realistis. Gua selalu dapet waktu yang fun banget waktu nonton ini. Terutama karena karakter-karakter yang diciptakan kuat, dan gampang buat dipeduliin. Season akhir, yaitu season kedua mengecewakan gua karena beberapa alasan. Terutama karena Glee udah nggak kayak dulu lagi. Dulu Glee lucu abis dan kocak, sekarang acara tv ini udah nganggep dirinya terlalu serius dan terlalu banyak drama kacangan. Biar gua jelasin satu-satu:

The Forgotten Asians
Sayang banget, di season kedua Mike sama Tina, dua karakter Asia di klub Glee malah jadi kayak figuran di acara tv ini. Mereka dapet dialog maksimal lima kalimat setiap episode dan gua nggak inget satupun waktu di mana Tina nyanyi solo. Sementara Gwyneth Paltrow yang meranin Holly Holiday, yang menurut gua suaranya kayak anak kecil malah dapet 3467 solo. Begitu juga Mike, karakternya gak punya tujuan apa-apa di acara selain jadi Asia dan pinter dansa.


Mercedes Jatuh Cinta sama Tater Tots
Nggak cuma Mike sama Tina yang nggak dapet cerita apapun, Mercedes juga. Padahal mereka bertiga anggota orisinil klub Glee. Yang kita dapet cuma gimana Mercedes gak rela banget junk food di SMA McKinley yang disebut tater tots ditarik dari peredaran. Seenggaknya kalo mau pasangin Mercedes sama manusia juga kali, nggak sama makanan. Tapi untungnya, di episode akhir, Mercedes ternyata pacaran sama Sam.

Kurt
Kurt itu keren di season pertama. Dia karakter yang nggak peduli sama omongan orang lain, tau dirinya sendiri, dan dengan bangga nggak pernah malu akan itu. Tapi apa yang kita dapet sekarang? Kurt dikit-dikit nangis sambil lari di bawah hujan seolah dia ada di Putri yang Tertukar-Tukar. Seluruh Glee kayaknya tentang dia doang sampe lama-lama Kurt juga ngeselin. Gua tau lu dicaci maki terus, tapi nyantai dong.

Fuinn 2.0
Ngapain sih nyatuin Quinn sama Finn lagi? Dua karakter ini adalah pasangan di Glee yang menurut gua chemistry-nya paling sedikit. Quinn udah bagus sama Sam, Finn udah bagus sama Rachel. Tapi penulis acara tv ini malah sok mau bikin tensi dengan misahin mereka dan bikin Finn balik sama Quinn. Padahal ujung-ujungnya juga kita tau Finn bakal balik lagi sama Rachel.

Finn "Munafik" Hudson
Di season pertama Finn itu cowok populer yang agak bego (dia ngira ngehamilin ceweknya via hot tub), tapi sebenernya hatinya baik. Di season ini, yang gua mau cuma nonjok dia. Finn mutusin Rachel gara-gara dia sempet selingkuh sama Puck. Tapi selanjutnya, cowok yang mutusin cewek karena selingkuh ini maksa banget minta Quinn buat cium dia terus ngerebut dia dari Sam. Tapi ujung-ujungnya malah mutusin Quinn dan sedetik selanjutnya ngelirik Rachel.


The Warblers
Blaine adalah karakter terbaik yang muncul di season kedua menurut gua walaupun sebenernya ngebosenin banget dan nggak punya alesan buat ada di Glee selain jadi pacar Kurt. Tapi sayangnya, dia dapet solo banyak banget dan aktifitasnya sama The Warblers malah ngabisin waktu tiap episode. Padahal kita masih punya "Dua Asia yang Terlupakan" dan "Kekasih Tater Tots" yang belum dapet cerita apapun.


Kebanyakan Bintang Tamu
Sekarang Glee udah lebih gede dari pertama kali muncul di season pertama. Tapi kadang, acara ini terlalu nampilin banyak bintang tamu yang ngerecoh dan nggak punya alesan sama sekali buat tampi di Glee. Baru berapa episode aja kita udah dapet Birtney Spears, John Stamos, Gwyneth Paltrow, dan yang lain yang gua gak bisa sebutin atu-atu. Padahal di season pertama kita dapet bintang tamu yang emang penting buat cerita kayak Idina Menzel yang jadi nyokapnya Rachel waktu itu.


Lebih Banyak Lagu Top 40
Gua rasa supaya anak remaja banyak yang nonton, Glee milih lagu-lagu yang ada di jajaran Top 40 terus. Padahal di season pertama banyak variasi lagu rock sama pop yang enak kayak Bohemian Rhapsody, Don't Stop Believing-nya Journey, Highway to Hell, To Sir, with Love, My Life would Suck Without You, dan gua bisa terus-terusan. Tapi sekarang kita cuma dapet Teenage Dream, Firework, Forget You, bahkan episode Born This Way dibikin waktu lagunya muncul pertama kali banget. Dan kadang-kadang liriknya nggak cocok sama sekali sama ceritanya.

Di season pertama Glee jalan ceritanya bikin kita nunggu tiap episode selanjutnya. Nunggu gimana nanti kalo Terri ketauan Will dia cuma pura-pura hamil, nunggu gimana kalo Finn tau Puck ayah sebenernya dari bayi yang dikandung Quinn, nunggu gimana Will nanti sama Emma, tapi di season kedua, seluruh cerita kayaknya berantakan dan acak-acakan di mana-mana. Tapi ada bagusnya juga sih dari season kedua, terutama dari Brittany dan Santana. Kali ini karakter mereka di-explore lebih jauh. Santana ternyata cewek lesbian dan Naya Rivera meranin dia dengan keren banget, apalagi waktu dia ngaku ke Britt kalo dia cinta sama dia. Terus sekarang, Brittany jadi karakter favorit gua. Dia tambah kocak di sini, "I just don't understand the difference between an egg with a baby chicken inside of it, and an egg with an egg in it." akakak, mudah-mudahan aja season ketiga dari Glee sama bagusnya yang pertama.

Comments

Popular posts from this blog

Review: Goeboek Bamboe

Goeboek Bambu is a nice place, one that I would visit again, and one that I would recommend to my friends. I had luch there with my family last Saturday and I can say that I had a pretty good time. It is located in Jl. Mampang Sawangan No. 12A, and its phone number is (021)77219230. First of all, the price is quite reasonable. There is no such thing as Rp.12.000,- mineral water or Rp.6000,- rice. Furthermore, my parents classified it as "average", and as a college student who is still pretty much living off of his parents, I would say so, too. Second, the food here is quite tasty. Speaking of which, here are some that we ordered: Ayam Mentega Cah Kangkung Ayam Bakar Udang Tepung Nasi Goreng Seafood By the way, eventhough each member of my family picked just one food and one drink, I still got to taste all of them since I told them it was for homework. I chose ayam mentega and avocado juice myself. They are pretty good. The chicken is nice and the avocado has the perfect densi

Daftar Penerbit yang Menerima Naskah Melalui E-Mail

Bagi para penulis muda, salah satu proses krusial supaya tulisan kita bisa diterbitin dan kita berkemungkinan jadi kaya raya bergelimpangan harta adalah mengirimkan naskah ke penerbit. Sayangnya, cuma sedikit penerbit yang mau nerima naskah lewat surel. Hal ini karena para editor lebih mudah nyortir dan baca naskah kita dalam bentuk padat. Bagi kalian yang ngerasa repot harus beli tinta, nge- print-out  naskah ratusan halaman, ngejilid, masukin ke amplop, terus kirim lewat kantor pos, belum lagi ngorbanin pohon-pohon buat dijadiin kertas (ea) ini beberapa penerbit yang bersedia nerima naskah lewat e-mail; Bentang Pustaka Bentang lumayan terkenal nih, penerbit ini kalo nggak salah nerbitin bukunya Dan Brown kayak Da Vinci Code sama Angels and Demons. Kalo salah, mohon maaf, ye. Mereka juga nerima naskah lewat surel. Ada dua kategori, Bentang Pustaka buat naskah umum/dewasa, dan Bentang Belia buat naskah anak/remaja. Ketentuan-ketentuannya bisa dibaca di sini; http://pustakabentang.blogs

Tipe Anak SMA

Oke, jadi tadi malem gua baru aja nonton sebuah film berdurasi 97 menit karya John Hughes yang dibintangi Judd Nelson sama Molly Ringwald. Singkatnya film itu nyeritain gimana lima orang remaja bertolak belakang ngumpul di suatu Sabtu di perpustakaan karena mereka harus dihukum. Guru mereka nyuruh mereka nulis essay masing-masing tentang pendapat mereka tentang diri mereka sendiri. Sepanjang film itu, kita cuma ditontonin kelima remaja ini ngomong dan berinteraksi. Setiap orang mewakili setiap stereotipe dari grup mereka. Ada seorang cewek populer, anak pinter, anak kriminal, anak atlit, dan anak yang pendiem. the criminal, the athlete, the brain, the basket case, the princess, the brain; which one are you? Dan gua bisa bilang, setelah ada Apa Dengan Cinta?, The Breakfast Club mungkin salah satu film remaja terbaik yang gua tonton. Meskipun gua gak tinggal di Amerika, film ini dengan akuratnya memotret kehidupan remaja dan berbagai macam geng dan klub sosial tanpa komitmen yang berlang